Rabu, 22 April 2015

Masa kecil = Mini Syurganya kehidupan

Ketika ada seseorang bertanya pada dirimu, bagaimana masa kecilmu?
pastinya hampir sebagian orang akan tertawa kecil, semangat, bahkan mungkin menangis mengingat masa kecilnya yang lebih bahagia dari sekarang.

Bahagia tanpa batas, itulah anak kecil..sehingga banyak orang yang ditanya apa ada suatu masa yang dirimu ingin kembali,maka dijawabnya adalah ingin kembali ke masa kecilnya.

mereka tak berfikir lagi tentang
Musuh,karena semusuh musuhnya anak kecil,pasti akan baikan lagi :D
Uang, karena masa kecil uang dan lain-lain pasti akan ditanggung oleh orang tua,om,tante,mbah atau nenek bahkan orang tak dikenal akan suka memberikan kita uang terutama pada masa lebaran :D,kenal dak kenal masuk aja kerumah orang yang penting dapat uang.
kerjaan, ya iyalah,karena sekarang anak kecil mana ada yang mikir kerjaan,adanya main main dan main...hehehe

dan masih banyak lagi,sehingga tidak salah kalau masa kecil adalah SYURGA MINI YANG ADA KETIKA DI DUNIA,KARENA HIDUPNYA LEBIH BANYAK KESENANGAN DIBANDING SUSAHNYA.

lalu...apakah kita mau kembali ke masa kecil?
jangan sekali kali jawab..iya...karena syurga yang lebih kekal dan abadi sedang menanti kita
karena kebanyakan orang yang mau kembali ke masa kecilnya adalah orang yang banyak sekali menghadapi ujian-ujian yang berat dan terkadang membuat air matanya menetes setiap saat.

maka ketahuilah..jangan bersedih karena sesungguhnya cobaan itu menghapus dosa kita

ibnul qoyyim berkata “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).


bahkan Rasululloh sollaulohu 'alayhi a sallam bersabda :
Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).

sehingga jangan kaget ketika kita di akhirat kelaq masuk ke dalam syurga walaupun banyaknyaa dosa yang telah kita lakukan,karena semua dosa itu telah habis Alloh musnahkan karena cobaan yang menghadang kita,ingat ya.... karena nikmat syurga lebih kekal,abadi dan indah daripada masa kecil kita :) 


Muhammad bin Yazid bin Majah berkata di dalam kitabnya ‘kitab sunnah” : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Syawarib dari Abu Hashim Al Ibadani dari Al Fadhl Ar-Ruqasyi dari Ibnu  Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah ra. Bahwasanya Rasulullah bersabda : “Disaat penghuni Surga   asyik merasakan kenikmatan yang mereka dapatkan, tiba-tiba muncul cahaya, mereka mengangkat muka-muka mereka, ternyata Allah SWT telah menampakkan wajah-Nya dengan Rahmat-Nya  dari arah atas mereka. Allah SWT berfirman : “Salam atas kamu wahai penghuni Surga.” Lalu beliau bersabda : “Yang demikian itulah makna firman Allah SWT: “(Kepada mereka dikatakan ) salam, sebagai ucapan salam dari Tuhan  Yang Maha Penyayang.” (Qs.Yaasiin(36) : 58)

semoga kita masuk syurga semuanya,aamiin

Selasa, 07 April 2015

Bicaralah sesuai kadar keilmuanmu


Kebanyakan orang yang tidak ada kerjanya akan banyak bicara agar terlihat kerjanya, padahal pada dirinya akan hanya terlihat kemalasan dan kebodohannya karena belum ada seorangpun yang melihat apa yang telah dia kerjakan melainkan mulutnya saja yang beradu.

Kebanyakan orang yang bodoh akan ilmu akan banyak bicara agar terlihat ilmunya, padahal pada dirinya hanya akan terlihat bertambahnya kebodohannya, karena yang keluar dari lisannya bukan sebuah ilmu melainkan sebuah angan angan kosong agar orang bertambah kagum akan keilmuannya, walau orang berilmu sekalipun tidak paham tentang apa yang dia katakan, laksana seekor kucing yang berusaha menggonggong, dia merasa yang keluar dari lisannya adalah "Guk-guk" tapi realitanya yang mendengar hanya sebuah meongan biasa 

maka....

lakukanlah apa yang telah engkau bicarakan..minimal mengatakan sebatas apa yang telah engkau kerjakan...karena banyak bicara tanpa berkerja laksana keran yang mengisi penampungan bocor..sedangkan seseorang yang berkerja manakala lisannya mengucap laksana pohon yang menghasilkan buah sebagaimana pohon mangga disebut pohon mangga karena menghasilkan buah mangga..benar bukan?

dan bicarakalah sesuai dengan kapasitas keilmuan kita...karena gelar orang yang banyak ilmu itu akan hadir seiring dengan seberapa indahnya pengetahuanmu mampu membuat perubahan yang lebih baik bagi orang yang mendengar ilmumu, bukan hanya seberapa banyak orang yang datang mendengarkan ilmumu...karena apa yang dibanggakan, jika yang datang mendengar juga orang yang sama bodohnya seperti yang berbicara, bahkan bertambah bodoh karena bodohnya sang pembicara...

telah berkata imam syafi'i " Tujuan dari ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukannya yang bertengger di kepala"
selamat berilmu dan mengamalkannya: