Ada beberapa pertanyaan bagaimana cara membina halaqoh agar halaqoh tersebut bisa langgeng dan mencetak kader dakwah yang handal, sehingga beberapa cara pun dilakukan agar mereka bisa membina atau mengajarkan berbagai macam cara agar binaannya bisa berada dimana mana.
Namun terkadang fatalnya seseorang ketika mereka telah membina tarbiyah atau telah menjadi murobbi. Banyak yang tidak sadar bahwa mereka telah menjadi suri tauladan dikarenakan mereka banyak jadwal yang padat dalam me manage dakwah atau mereka didatangi jamaah karena mereka telah menjadi seorang murobbi idola. maka wajib bagi kita sadar, bahwa kita sedang diintai. Bukan dengan Alloh saja, melainkan semua orang yg telah mengenal kita akan membuat sebuah pertanyaan atau pandangan ketika kita telah membuat kesalahan yang mereka lihat.sehingga ada beberapa "celetukan" nakal dari jemaah.
kak, antum ini murobbi tapi kok :
murobbi kok sholat shubuhnya nda di masjid
murobbi kok suka dengarin musik padahal anti israel dan pro palestine
murobbi kok suka ikhtilat
murobbi kok suka melawan orang tuanya
murobbi kok suka bonceng cewe
dll
maka lihatlah Nabi muhammad sollaulloh 'alayhi wa sallam
seorang murobbi yang telah mencetak kader yang tak main main, karena kader yg dicetaknya adalah para singa-singa dakwah yang telah "mengaumkan" dunia sehingga islam telah terdengar dimana-mana.
sehingga apakah murobbi itu laptopnya harus mahal, selalu berbaju rabbani atau baju merk mahal, atau apakah murobbi hebat itu harus banyak jema'ahnya.
BUKAN !
walaupun saya menilai seorang murobbi dianjurkan agar mengusai atau memanfaatkan tekhnologi yg ada, atau jangan tampil dengan pakaian yang membuat jemaah risih (masa ustadz kok lusuh sehingga terkesan itu adalah ajaran islam) atau benar atau tidaknya seorang ustadz juga bukan karena banyaknya jemahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar